“Adalah musuh yang
harus diberangus ketika dalam jiwa ada ketakutan jika kekuasaan dan jabatan
hilang demi sisi ukhrawi (mengutip sebagian hikmah dari mutiara kata KH.Rahmat
Abdullah).
Bergetar jiwa jika mendengarkan sosok Anis Matta berorasi.
Dari jaman aku mulai berhalaqah di kampus merah di Makassar tahun 2001 silam,
ketika sosok itu jadi pemateri seminar yang membahas palestina, dengan
berapi-api setiap pertanyaan mahasiswa sekritis apapun dijawab dengan logis dan
memuaskan. Setelah itu tak pernah lagi secara langsung saya mendengarkan orasi
politik beliau. Sejak saat itu, pikiran-pikiran beliau hanya aku kenali lewat
buku-buku serialnya, yang tentu saja berbeda mengapresiasinya dengan ketika
mendengarkan langsung orasinya.
Sosoknya aku kenali
secara singkat sebagai unsure pimpinan partai PKS yang selalu muncul di media
elektronik. Begitu lugas dan cerdas dalam menjawab pertanyaan reporter, hingga
tak ada celah untuk menjadikan dia berada pada posisi tersudut, yang ada malah
semakin kelihatan dia berada pada posisi yang benar. Seperti ketika sebuah konspirasi
tuduhan korupsi yang tidak benar diarahkan kepadanya, yang belakangan kemudian
terungkap bahwa beliau sama sekali tidak terlibat. Sosok yang kecerdasannya
menjadikan dosennya pernah mengatakan bahwa kalau ada predikat diatas cum laude
sudah anis mattalah orangnya. Semoga lewat beliau terwarisi kecerdasan generasi
sahabat nabi yang menjadikan islam mememiliki izzah sehingga disegani oleh
pihak yang tidak senang dengan cemerlangnya nilai-nilai islam jika membumi di
negeri ini. Melalui kepiawaiannya berpidato lewat bahasa tubuh layak Bung
Karno, yang mensugesti pendengar karena kematangan ruhiyahnya layaknya da’i karena
gemar melakukan amalan sunnah, serta keluasan wawasannya layaknya ali bin abi
thalib, mensiratkan beliau sangat pantas untuk menjadi pemimpin.
Di moment yang lain, ketika saya sudah menjadi ibu dari 3
anak, saya kembali secara langsung mendengar beliau berorasi sekaligus taujih
di Makassar, dalam agenda Rakornas di awal tahun 2012. Semangatnya yang
meletup-letup, membuncah dari dalam dada hingga ketika beliau menyebut
ayat-ayat Allah, ada getaran dalam dada yang mengekpresikannya harus dengan
teriakan keras Allahu akbar, saking membahananya , subhanallah, Hampir kulihat
para ikhwan dalam ruangan di hotel Grand Clarion waktu itu, semua meneriakkan
takbir ketika mendengar bait-bait pidatonya yang mengandung nilai rabbaniyah.
Yang aku kenali sebagai bagian dari kehidupannya adalah
istrinya,ibu 7 orang anak, yang merupakan wanita asal kendari bersuku asli
tolaki yang besar di Jakarta. Sosok itu kukenali secara langsung lewat
kegiatan-kegiatan partai yang ada. sosok wanita aktif yang kita tidak akan
segan menyapanya, karena beliau yang akan menyapa kita pertama kali, saking
luwesnya. Beruntung pernah mendampingi istrinya ketika perlehatan kampanye
caleg DPR RI tahun 2009 silam. Dengan mobilitasnya yang tak mengenal lelah,
mampu mendulang suara PKS hingga mengantarkan seorang kader PKS nomor 1 yang
lain untuk menduduki posisi anggota dewan DPR RI dari dapil SULTRA. Meski tak
menjadi wakil kami, tetapi sosok istrinya senantiasa menjadi sosok yang tak membuat
kami segan-segan untuk meminta bantuan jika menemui kendala. Seperti suatu
ketika ketika saya studi S2 di jogjakarta , perbekalan habis untuk membiayai
penelitian yang menguras dana banyak, dengan hanya meng sms mengirimkan
proposal penelitian, alhamdulillah responnya sangat cepat untuk membantu,
padahal begitu padat agendanya waktu itu karena berada di luar negeri.
Alhamdulillah, ada berkah yang kurasakan dengan bergabung dalam dakwah ini.
orang-orang yang sudah termasuk kalangan pejabat berskala nasional, layaknya
teman saja kurasakan. Lebih segan mau menghubungi keluarga sendiri dengan
posisi kepala bidang ketimbang mengubungi istri pak Anis.
Mengenal sosok istri
pak anis yang responsive, selalu siap sedia membantu kesulitan seseorang, sudah
cukup memberi gambaran bagiku bahwa istri pak anis hidup dalam tempaan yang
kokoh bersinergi dengan pak anis yang merupakan contoh karakter pemimpin sejati
yang layak menjadi pemimpin negeri ini, karena berhasil memimpin rumah
tangganya hingga bersinergi berkolaborasi memunculkan sifat-sifat positif pada
sang istri. Dan sebaliknya, dibalik kepiawaian pak anis memimpin partai juga
kelihaian berorasi yang berapi-api , yang disela pidato memunculkan letupan
yang menggiring dan memesona pendengar untuk bertakbir membahana ada peran
signifikan dari istri beliau, ibu Anaway .
Pada jumat, 1 februari 2013, melalui cobaan yang menimpa
PKS, yang mengemuka diberbagai media hingga turut memunculkan reaksi negative
dan memperburuk citra partai akibat tertangkapnya pucuk pimpinan tertinggi LHI, sang orator muncul lagi di media dengan
orasinya sebagai ketua partai yang baru, yang meletupkan semangat hingga
menghipnotis masyarakat menjadi simpatik lagi untuk mengenal PKS. Hari itu sang
orator membuktikan bahwa beliau tidak takut akan hilangnya jabatan di DPR RI
yang ditinggalkan demi focus pada
keberhasilan agenda dakwah sekaligus agenda nasional bekerja untuk Indonesia.
Pada siapa lagi kita bisa menitipkan harapan kita akan negeri aman damai, dan
sejahtera jika bukan pada sosok yang mampu memimpin rumah tangganya,
masyarakatnya , dengan gaya pemimpin seperti pak Anis? . Semoga Allah memberikan
keistiqamahan dan amanah untuk kerja besar itu, seperti bahasa sms ibu anaway
pada kami untuk mendoakan beliau, Amien.
(Wawotobi, konawe 2
februari,2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar