Minggu, 03 Februari 2013

Jiwa-jiwa Pemimpin sekaligus orator ada pada sosok yang beristrikan orang kendari itu

“Adalah musuh yang harus diberangus ketika dalam jiwa ada ketakutan jika kekuasaan dan jabatan hilang demi sisi ukhrawi (mengutip sebagian hikmah dari mutiara kata KH.Rahmat Abdullah).
Bergetar jiwa jika mendengarkan sosok Anis Matta berorasi. Dari jaman aku mulai berhalaqah di kampus merah di Makassar tahun 2001 silam, ketika sosok itu jadi pemateri seminar yang membahas palestina, dengan berapi-api setiap pertanyaan mahasiswa sekritis apapun dijawab dengan logis dan memuaskan. Setelah itu tak pernah lagi secara langsung saya mendengarkan orasi politik beliau. Sejak saat itu, pikiran-pikiran beliau hanya aku kenali lewat buku-buku serialnya, yang tentu saja berbeda mengapresiasinya dengan ketika mendengarkan langsung orasinya.
 Sosoknya aku kenali secara singkat sebagai unsure pimpinan partai PKS yang selalu muncul di media elektronik. Begitu lugas dan cerdas dalam menjawab pertanyaan reporter, hingga tak ada celah untuk menjadikan dia berada pada posisi tersudut, yang ada malah semakin kelihatan dia berada pada posisi yang benar. Seperti ketika sebuah konspirasi tuduhan korupsi yang tidak benar diarahkan kepadanya, yang belakangan kemudian terungkap bahwa beliau sama sekali tidak terlibat. Sosok yang kecerdasannya menjadikan dosennya pernah mengatakan bahwa kalau ada predikat diatas cum laude sudah anis mattalah orangnya. Semoga lewat beliau terwarisi kecerdasan generasi sahabat nabi yang menjadikan islam mememiliki izzah sehingga disegani oleh pihak yang tidak senang dengan cemerlangnya nilai-nilai islam jika membumi di negeri ini. Melalui kepiawaiannya berpidato lewat bahasa tubuh layak Bung Karno, yang mensugesti pendengar karena kematangan ruhiyahnya layaknya da’i karena gemar melakukan amalan sunnah, serta keluasan wawasannya layaknya ali bin abi thalib, mensiratkan beliau sangat pantas untuk menjadi pemimpin.
Di moment yang lain, ketika saya sudah menjadi ibu dari 3 anak, saya kembali secara langsung mendengar beliau berorasi sekaligus taujih di Makassar, dalam agenda Rakornas di awal tahun 2012. Semangatnya yang meletup-letup, membuncah dari dalam dada hingga ketika beliau menyebut ayat-ayat Allah, ada getaran dalam dada yang mengekpresikannya harus dengan teriakan keras Allahu akbar, saking membahananya , subhanallah, Hampir kulihat para ikhwan dalam ruangan di hotel Grand Clarion waktu itu, semua meneriakkan takbir ketika mendengar bait-bait pidatonya yang mengandung nilai rabbaniyah.
Yang aku kenali sebagai bagian dari kehidupannya adalah istrinya,ibu 7 orang anak, yang merupakan wanita asal kendari bersuku asli tolaki yang besar di Jakarta. Sosok itu kukenali secara langsung lewat kegiatan-kegiatan partai yang ada. sosok wanita aktif yang kita tidak akan segan menyapanya, karena beliau yang akan menyapa kita pertama kali, saking luwesnya. Beruntung pernah mendampingi istrinya ketika perlehatan kampanye caleg DPR RI tahun 2009 silam. Dengan mobilitasnya yang tak mengenal lelah, mampu mendulang suara PKS hingga mengantarkan seorang kader PKS nomor 1 yang lain untuk menduduki posisi anggota dewan DPR RI dari dapil SULTRA. Meski tak menjadi wakil kami, tetapi sosok istrinya senantiasa menjadi sosok yang tak membuat kami segan-segan untuk meminta bantuan jika menemui kendala. Seperti suatu ketika ketika saya studi S2 di jogjakarta , perbekalan habis untuk membiayai penelitian yang menguras dana banyak, dengan hanya meng sms mengirimkan proposal penelitian, alhamdulillah responnya sangat cepat untuk membantu, padahal begitu padat agendanya waktu itu karena berada di luar negeri. Alhamdulillah, ada berkah yang kurasakan dengan bergabung dalam dakwah ini. orang-orang yang sudah termasuk kalangan pejabat berskala nasional, layaknya teman saja kurasakan. Lebih segan mau menghubungi keluarga sendiri dengan posisi kepala bidang ketimbang mengubungi istri pak Anis. 
 Mengenal sosok istri pak anis yang responsive, selalu siap sedia membantu kesulitan seseorang, sudah cukup memberi gambaran bagiku bahwa istri pak anis hidup dalam tempaan yang kokoh bersinergi dengan pak anis yang merupakan contoh karakter pemimpin sejati yang layak menjadi pemimpin negeri ini, karena berhasil memimpin rumah tangganya hingga bersinergi berkolaborasi memunculkan sifat-sifat positif pada sang istri. Dan sebaliknya, dibalik kepiawaian pak anis memimpin partai juga kelihaian berorasi yang berapi-api , yang disela pidato memunculkan letupan yang menggiring dan memesona pendengar untuk bertakbir membahana ada peran signifikan dari istri beliau, ibu Anaway .
Pada jumat, 1 februari 2013, melalui cobaan yang menimpa PKS, yang mengemuka diberbagai media hingga turut memunculkan reaksi negative dan memperburuk citra partai akibat tertangkapnya pucuk pimpinan tertinggi  LHI, sang orator muncul lagi di media dengan orasinya sebagai ketua partai yang baru, yang meletupkan semangat hingga menghipnotis masyarakat menjadi simpatik lagi untuk mengenal PKS. Hari itu sang orator membuktikan bahwa beliau tidak takut akan hilangnya jabatan di DPR RI yang ditinggalkan  demi focus pada keberhasilan agenda dakwah sekaligus agenda nasional bekerja untuk Indonesia. Pada siapa lagi kita bisa menitipkan harapan kita akan negeri aman damai, dan sejahtera jika bukan pada sosok yang mampu memimpin rumah tangganya, masyarakatnya , dengan gaya pemimpin seperti pak Anis? . Semoga Allah memberikan keistiqamahan dan amanah untuk kerja besar itu, seperti bahasa sms ibu anaway pada kami untuk mendoakan beliau, Amien.
(Wawotobi,  konawe 2 februari,2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar